Catatan ini saya buatkan khusus untuk mereka yang me-request saya agar 
menjawab pertanyaan ini: mengapa nama negara tertentu dalam bahasa 
Indonesia jauh berbeda dengan bunyi dan ejaan aslinya, atau bunyi dan 
ejaan bahasa Inggrisnya?
Dus, yang paling mengundang kepenasaranan adalah 5 negara:
1. Kenapa Egypt jadi Mesir?
2. Kenapa Greece jadi Yunani?
3. Kenapa Netherland jadi Belanda?
4. Kenapa English jadi Inggris? Tapi kok United Kingdom juga jadi Inggris? 
Dan Great Britain disebut Inggris pula?
Syahdan, pertanyaan-pertanyaan di atas adalah fragmen linguistis yang 
cukup menyita perhatian para penggemar sepakbola, khususnya. Mereka 
sering merasa ditipu: Katanya siaran langsung Yunani versus Belanda, 
tapi yang tercantum di layar kok Greece versus Netherland?
Hehe…. 
Baiklah. Saudara-saudaraku yang baik, maupun yang jahat. Kita mulai 
dengan soal terjemahan terlebih dahulu. Beberapa negara, biasanya, 
namanya diterjemahkan dalam sekurangnya empat cara:
1. Ditulis dan dilafalkan persis seperti nama Internationalnya, contoh: Israel, Iran, Bulgaria, Sudan, Serbia.
2. Disesuaikan penulisannya dengan ejaan Bahasa Indonesia, namun 
lafalnya tetap mirip (walaupun tidak 100% sama) dengan nama aslinya. 
Contoh: Irak (nama internasionalnya: Iraq), Maroko (Morocco), dan Papua 
Nugini (Papua New Guinea), Turki (Turkey), Rusia (Russia).
3. Disesuaikan dengan Bahasa Indonesia, baik ejaan maupun lafalnya. 
Contoh: Perancis (France), Polandia (Poland), Hungaria (Hungary).
4. Diterjemahkan secara literal. Contoh: Pantai Gading (Ivory Coast).
Secara seksama, empat negara yang dipertanyakan tidak fit dengan empat 
kriteria di atas. Inggris sebenarnya agak fit dengan kriteria (3), namun
 kompleksitasnya dengan istilah Great Britain dan UK yang juga suka 
disebut Inggris menjadi kekhususan yang tampaknya perlu pembahasan.
Oke, mau tidak mau, kita harus melakukan sedikit jelajah etimologis 
untuk menyumpal lubang kepenasaranan yang menganga selama bertahun-tahun
 itu. 
Kita mulai dari yang pertama.
Kenapa Egypt jadi Mesir?
Ini pertanyaan yang relatif mudah sebenarnya. Buka saja Wikipedia, lalu 
lihat nama resmi mereka dalam bahasa aslinya. Mesir, negara yang 
terletak di delta Sungai Nil ini, memiliki nama Internasional Arab 
Republic of Egypt. Tapi nama aslinya adalah ini: جمهوريّة مصر العربيّة 
dibaca: Jumhūriyyat Miṣr al-’Arabiyya.
Itu saja sudah menjelaskan bahwa bangsa Indonesia menyebut Egypt dengan 
Mesir karena mendekati nama asli dan nama resmi negara tersebut. Jauh 
sejak zaman dahulu, Orang Indonesia sudah familiar dengan nama Mesir. 
Kenapa? Di dalam Quran, kata Mashr (Mesir) disebutkan sebanyak lebih 
dari 35 kali, di mana lima kali di antaranya disebutkan secara jelas 
(menggunakan kata Mashr), sementara sisanya menggunakan kata lain yang 
maknanya merujuk ke Mesir. Adapun lima ayat yang menyebutkan kata Mashr 
secara jelas dimaksud adalah dalam Surah Yunus ayat 87, Surah Yusuf ayat
 21 dan 99, Surah Al Baqarah ayat 61, dan Surah Al Zukhruf ayat 51.
Sebagaimana kita ketahui, orang Indonesia sudah membaca Quran jauh 
sebelum bertemu dengan orang-orang bule Eropa macam Cornelis de Houtman 
dan kawan-kawannya itu. Maka, tidak usah heran jika nama Mesir lebih 
familiar bagi bangsa Indonesia.
Selain itu, ada kedekatan kultural antara bangsa Indonesia dan bangsa 
Mesir. Ini menjadi sebab lain mengapa nama Mesir lebih familiar daripada
 Egypt. Kedekatan kultural ini bukan semata kedekatan ideologis Ikhwanul
 Muslimin dan Partai Keadilan Sejahtera saja (cat.: abaikan. :-D). 
Kedekatan kultural antara Indonesia dan Mesir ini bahkan sudah terjadi 
sejak zaman Fir’aun masih hidup. Ini dikonfirmasi oleh penemuan 
bahan-bahan pembalsem Fir’aun seperti kapur, cendana, dan gaharu yang 
didapat dari Indonesia. Fakta ini bahkan dikonfirmasi pula oleh ayat 
Quran:
إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا
Dan orang-orang yang taat akan minum, dari gelas, sejenis minuman yang campurannya adalah KAPUR (Surah Al Insaan ayat 5).
Kapur yang diceritakan sebagai campuran minuman dalam ayat itu, pada 
zamannya Fir’aun, diketahui hanya diproduksi di Barus, Sumatera.
Oke. Kalau begitu, kenapa orang-orang Barat menyebutnya Egypt? Kata 
Egypt yang dipakai oleh orang Barat berasal dari bahasa Latin Aegyptus, 
ini berasal dari bahasa Yunani kuno Αἴγυπτος, baca: Aigyptos. Kata 
Aigyptos ini terdapat dalam catatan-catatan kuno Yunani sebagai adaptasi
 dari nama Mesir kuno di zamannya para Fir’aun, yakni Hikuptah, dalam 
aksara hierogliph terbaca Hwt-ka-Ptah.
Okelah kalau begitu. Lantas bagaimana dengan nama Mesir sendiri? Kapan 
dia muncul menggantikan nama Hikuptah atau Hwt-ka-Ptah itu? Sebagian 
sejarawan mengatakan, tanah itu disebut Mashr (Mesir), karena mengacu 
kepada tradisi lisan Arab yang meyakini bahwa orang pertama yang 
menghuni daerah itu yang bernama Mashr atau Mashr-yem bin Markabil bin 
Duwabil bin Uryab bin Adam as. Pendapat kedua mengatakan, nama Mashr ini
 diambil dari Mashram bin Ya’rawusy al-Jabbar bin Mashr-yem bin Markabil
 bin Duwabil bin Uryab bin Adam as. Pendapat ketiga mengatakan, nama ini
 diambil dari nama Mashr bin Binshir bin Ham bin Nuh as. Terlepas dari 
perbedaan pendapat itu, ketiganya menyepakati bahwa nama Mashr itu 
diambil dari orang yang pertama kali menemukan Negara ini, dalam tradisi
 Arab.
Begicuuu…
 Oke, let’s move.
Kenapa Greece jadi Yunani?
Orang-orang Yunani, menyebut negara mereka sendiri Ελλάς, dibaca Ellada.
 Zaman dahulu, mereka menyebut negara mereka Ελλάς dibaca Ellás. Nama 
resmi negara mereka dalam bahasa mereka sendiri adalah Ελληνική 
Δημοκρατία, dibaca Ellinikí Dhimokratía.
Oke. Lantas kenapa nama negara mereka menjadi Greece dalam bahasa Inggris? Lalu penduduknya juga disebut Greek?
Di sebelah utara wilayah Yunani moderen saat ini, ada sebuah kawasan 
yang bernama Graecia. Orang-orangnya disebut Graekos. Sebagaimana kita 
ketahui, pada masa lalu, nama satu wilayah bisa disebut dari nama satu 
bagian wilayah tersebut. Sampai detik ini, masih ada orang Arab yang 
menyebut orang Indonesia sebagai Jawi, orang Jawa –walaupun orang itu 
bukan datang dari Jawa, tetapi dari Bugis, Ambon, atau Sumatera.
Nah…, lantas kenapa pula orang Indonesia menyebut wilayah tersebut 
Yunani? Ternyata nama Yunani yang digunakan dalam bahasa Indonesia ini 
juga didapat dari bangsa Arab. Sebagaimana kita ketahui, Yunani memiliki
 wilayah yang dekat dengan Asia. Salah satu kawasan perbatasan dengan 
wilayah Asia Barat pada masa lalu adalah Ionia. Sekarang kawasan itu dan
 pulau-pulau terdekatnya menjadi wilayah Turki moderen. 2000 tahun yang 
lalu, Ionia dihuni oleh orang-orang Yunani, khususnya dari Attica. 
Karena nama kawasan kecil itulah bangsa Turki dan Arab menyebut seluruh 
Yunani dengan sebutan Yunanistan, sedangkan orang-orangnya disebut 
Yunan. Ini kemudian diikuti oleh bangsa Indonesia yang mengintergrasikan
 nama Yunani ke dalam bahasa Melayu lama, dan kini bahasa Indonesia.
Oke. Lanjut.
Kenapa Netherland jadi Belanda?
Ini mungkin yang paling kompleks. Ada banyak sekali teori tentang kenapa
 orang Indonesia menyebut Netherland dengan nama Belanda.
Pertama, ada yang meyakini bahwa kita mengambil kata blonde (pirang) 
dari bahasa Inggris. Sementara seperti kita ketahui banyak orang Belanda
 yang menjajah Indonesia berambut pirang. Ini kemudian diadaptasi oleh 
orang Jawa menjadi kata londo. Sebagaimana kita ketahui, orang Jawa pada
 masa lalu memiliki kebiasaan menyesuaikan lafal dengan kemampuan 
maksimalnya. Dari situlah kita menyebut Netherland menjadi Belanda. 
Sebagai perbandingan, suku-suku Aborigin Australia, hingga detik ini 
menyebut orang kulit putih Eropa dengan kata Balanda, diyakini karena 
pengaruh pelaut-pelaut Indonesia yang sudah kontak dengan mereka jauh 
sebelum James Cook mengaku-ngaku menemukan benua itu pada Abad ke-17.
Kedua, ada yang berpendapat kata Belanda didapat karena nama Belanda 
dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan sebutan Holland. Holland 
sebenarnya adalah nama salah satu provinsi di Belanda, tapi namanya 
menjadi dominan karena orang-orang dari Holland relatif lebih maju 
daripada orang-orang Belanda dari provinsi lainnya. Orang-orangnya 
disebut Hollander. Dalam lafal orang Indonesia, istilah inilah yang 
kemudian diyakini berubah menjadi Belanda.
Pendapat ketiga menyatakan bahwa istilah Belanda di Indonesia muncul 
dari peristiwa Mudzakrah ulama se-rumpun Melayu tahun 1650 M di 
Pagaralam, Palembang. Dalam acara tersebut, muncul kesadaran para ulama 
untuk memperkuat persatuan suku-suku Melayu agar tidak jatuh dalam 
hasutan bangsa-bangsa Eropa yang berdatangan dan suka memecah belah. 
Muncullah frasa belah nde (belah = memecah, nde = keluarga), yang 
kemudian berkontraksi menjadi Belande, lalu berubah menjadi Belanda.
Hipotesis yang keempat, terakhir, meyakini bahwa kata Belanda dalam 
bahasa Indonesia berasal dari nama Belanda dalam bahasa Portugis dan 
Spanyol, yaitu Holanda. Sebagaimana kita ketahui, orang-orang Portugis 
sudah datang ke Indonesia, jauh sebelum rombongan Belanda pertama di 
bawah pimpinan Cornelis de Houtman datang kemari. Dari istilah Holanda 
dalam bahasa Portugis itu, beberapa suku di Indonesia menyebut Wolanda. 
Sementara dalam adaptasi lidah orang Sunda, nama itu disebut Walanda 
(hingga detik ini dalam bahasa Sunda moderen). 
Akhirnya, muncullah lafal yang fix sampai sekarang: Belanda dalam bahasa Indonesia moderen.
Teori manakah yang paling tepat? Saya sendiri tidak tahu dan tidak bisa 
memastikannya. Mungkin semuanya memang benar. Allaahu’alam.
Sekedar tambahan, empat tahun lalu, saat mempelajari sejarah Si Pitung, 
saya sempat menemukan lembaran suratkabat bertanggal 28-6-1892 di 
Perpusnas. Nama suratkabarnya Hindia Olanda. Silakan hubung-hubungkan 
sendiri dengan Belanda. 
Kenapa English jadi Inggris? Tapi kok United Kingdom juga jadi Inggris? Dan Great Britain disebut Inggris juga?
Sebelum kita menjawab pertanyaan ini. Kita patut merasa prihatin, karena
 banyaknya salah paham terhadap Inggris karena nama resminya dalam 
bahasa Indonesia. Pada umumnya, penerjemah Indonesia menerjemahkan 
English sebagai Inggris, United Kingdom menjadi Inggris juga, lalu Great
 Britain diterjemahkan Inggris pula.
Oke untuk menjawab kerancuan dan asal-usul ini, kita perlu memahami 
beberapa hal terlebih dahulu. Sila perhatikan peta di bawah ini.
 DI atas adalah peta sebuah kepulauan di kawasan Eropa Barat yang 
dinamakan Britain Isles. Pulau yang di sebelah kiri dinamakan Eire 
Island dan yang warna-warni di sebelah kanan dinamakan Great Britain 
Island. Bagian yang berwarna abu-abu pada Eire Island adalah wilayah 
negara Republic of Ireland (Republik Irlandia). Sementara bagian yang 
berwarna hijaunya adalah wilayah North Ireland. Pada pulau Great 
Britain, bagian yang berwarna kuning adalah wilayah Wales, yang biru 
adalah Scotland. Dan yang merah adalah England.
Empat wilayah terakhir yang saya sebut di atas (North Ireland, Wales, 
Scotland, dan England) tergabung dalam satu negara kerajaan serikat yang
 dinamai United Kingdom of The Great Britain and North Ireland. Dalam 
forum-forum PBB, jika kita perhatikan, nama itu akan disingkat menjadi 
United Kingdom saja, seperti halnya United States of America dipangkas 
menjadi United States saja.
Fix!
Oke. Sekarang kita lihat versi terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Jika kita cari kata ‘Inggris’ pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, kita akan dapati entri dan makna berikut.
Ing·gris n 1 nama bangsa yg mendiami Kepulauan Inggris; 2 nama bahasa bangsa Inggris;
Perhatikan bahwa KBBI, menamai kepulauan Britain Isles sebagai KEPULAUAN
 INGGRIS. Secara otomatis, Pulau Great Britain juga akan disebut INGGRIS
 dalam bahasa Indonesia. Kemudian Negara United Kingdom of The Great 
Britain and North Ireland dalam bahasa Indonesia disebut KERAJAAN 
INGGRIS RAYA. Jadi, para penerjemah yang menerjemahkan semua sebagai 
Inggris saja sudah bertindak benar dalam perspektif bahasa Indonesia 
yang standar.
Walau begitu, tentu ada sedikit perasaan rancu, karena Inggris adalah 
direct translation dari English, bentuk adjective/person dari nama 
England. Seperti sudah kita lihat, England hanyalah satu dari empat 
negara bagian dalam United Kingdom of The Great Britain and North 
Ireland.
Saat saya membuka-buka naskah buku-buku bahasa Indonesia lama dari tahun
 1960-an (di rumah saya punya beberapa –warisan dari ayah dan kakek), 
saya cenderung masih menemukan istilah-istilah yang sepadan. Ringkasnya,
 inilah yang saya dapat.
United Kingdom of The Great Britain and North Ireland => Keradjaan Persatoean Britanija Raja dan Irlandia Oetara
Great Britain => Britanija Raja
England => Inggris
Wales => Wales
Scotland => Skotlandija
North Ireland => Irlandia Oetara
Kemungkinan, pergeseran dan penerimaan istilah di tengah masyarakat 
terjadi seiring zaman. Semua itu sah-sah saja, kalau saya pikir.
Oke. Sekarang beralih ke istilah Inggris itu sendiri dalam bahasa Indonesia. Kapan dan kenapa ini muncul?
Sebelum pendudukan Jepang pada 1941, bangsa Indonesia masih menyebut 
Britain sebagai Britanija. Dalam beberapa kesempatan, saya melihat 
tulisan Inglandia sebagai terjemahan dari nama England di masa lalu. 
Hipotesisnya, adalah Jepang yang pertama kali memperkenalkan Inggris 
kepada orang Indonesia. Pada mulanya, mereka melafalkan kata English 
menjadi Ing-gu-ris. Sebagaimana kita ketahui, fonem /l/ cenderung 
dilafalkan /r/ oleh orang Jepang.
Oke. Enough.
Barakallaahu fiikkum.