Rabu, 28 Maret 2012


Beberapa hari yang lalu saya menonton berita di televisi tentang buah impor. Buah impor yang sangat deras masuk ke negeri kita ternyata tidak semuanya baik untuk dimakan. Dari hasil penyidikan ternyata beberapa jenis buah mengandung bahan pengawet. Buah-buahan itu diawetkan dengan formalin. Mungkin caranya buah direndam di dalam larutan formalin beberapa lama kemudian dikeringkan. Sebagian jenis buah ada yang dilapisi lilin dan zat pewarna agar tampak lebih segar, bercahaya, menarik, dan kencang. Buah yang diberi formalin dan lilin adalah jeruk, anggur dan apel. Zat pewarna tekstil biasanya disuntikkan ke semangka, pir, pisang, jeruk, mangga dan belimbing (Sumber: Republika).
Seperti dikutip dari sini:
Diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan Badan Karantina Kementerian Pertanian, Arifin Tasrif mengeluarkan pernyataan mengejutkan. “ Buah impor mengandung formalin. Indonesia menjadi keranjang sampah, “ katanya.
Menurut Arifin, buah impor yang tidak layak konsumsi akibat kandungan bahan kimia berbahaya membanjiri pasar dalam negeri. Sekitar 800 ribu ton buah yang tidak laku di negara lain dengan leluasa masuk ke Indonesia melalui jalur resmi maupun jalur tidak resmi.
“Tahun lalu, kami menolak masuk sekitar 1000 ton buah impor karena mengandung berbagai residu atau bahan kimia berbahaya seperti formalin dan zat pewarna,” katanya di sela-sela acara Rembug Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (28/1).
Dijelaskan Arifin, bahan kimia berbahaya seperti formalin dan zat pewarna tersebut sengaja dicampurkan ke buah. Tujuannya agar buah menjadi lebih awet dan tetap terlihat segar meski sudah dipanen setengah tahun lalu.
Padahal endapan logam dan kandungan bahan kimia yang dicampurkan pada buah impor tersebut sangat berbahaya bagi yang mengkonsumsinya. Karena konsumsi dalam jangka panjang, bisa mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. Seperti kelainan autis pada anak dan perilaku hiperaktif.
Diakui buah yang diawetkan dengan formalin penampilannya memang jauh lebih menarik. Ini terjadi karena bagian kulitnya terlihat kencang dan segar meski sudah berbulan-bulan dipanen. Buah yang biasanya diberi formalin seperti jeruk, anggur, dan apel. Sedangkan zat pewarna biasanya diberikan terhadap pier, mangga, belimbing, pisang, jeruk, dan semangka. Buah-buah itu antara lain diimpor China, Thailand, Amerika, New Zealand, dan beberapa negara lainnya.
Arifin Tasrif menambahkan , mudahnya buah impor masuk ke Indonesia tak terlepas dari sulitnya pengawasan di lapangan. Dengan pintu impor yang terlalu banyak, baik yang bersifat legal maupun ilegal, membuat buah impor dengan mudah merangsek masuk ke pasar dalam negeri.
Buah-buahan impor yang dijual di lapak buah (Sumber foto: bisnis-jabar.com)
Buah-buahan impor di kios pedagang buah (Sumber: bisnis-jabar.com)
Makanya jangan heran kalau kita sering melihat buah-buahan di lapak pedagang buah (terutama apel, anggur, dan jeruk) tetap tahan lama dipajang tanpa membusuk. Ini berbeda dengan buah lokal yang tidak tahan lama jika disimpan. Negara asal buah itu adalah China, Selandia Baru, Thailand, India, Amerika Serikat, dan negara lain. Coba anda bayangkan waktu yang ditempuh oleh buah itu dari China ke Jakarta kira-kira dua minggu. Di lapak pedagang buah itu dijajakan dalam waktu lebih kurang tiga minggu. Ini belum termasuk waktu dari perkebunan ke pelabuhan ekspor dan waktu tunggu buah di pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta). Waktunya akan makin lama lagi jika buah itu didistribusikan ke wilayah lain di Indonesia. Jadi, jika dipikir-pikir buah impor itu tidak segar lagi ketika sampai ke tangan konsumen, namun karena ada yang memakai formalin atau lilin buah itu terlihat seperti masih segar.
Menurut Arifin Tasril, sekitar 800 ribu ton buah yg dikirim ke Indonesia adalah buah yg tak laku atau kualitas buruk di negara asal.
Hiii, saya yang hobi makan buah sekarang harus berhati-hati dalam mengkonsumsi buah, terutama buah impor. Sukurlah saya jarang makan buah impor itu, hanya sesekali saja. Sebagian besar buah yang saya makan adalah buah lokal seperti nanas, sawo, kedondong, semangka, mangga, salak, dan melon. Selain membantu penghidupan petani dengan membeli buah dari negeri sendiri, buah lokal jauh lebih sehat karena buah lokal jelas tidak pakai bahan pengawet seperti formalin atau lilin. Yang perlu diwaspadai terhadap buah lokal adalah racun pestisida. Beberapa buah produksi lokal yang rawan mengandung pestisida adalah stoberi (baca ini).
Ayo banyak makan buah agar tubuh sehat. Mari kita bantu petani kita dengan membeli dan mengkonsumsi buah-buahan lokal.

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!