Bukit Hambalang mendadak menjadi sangat terkenal karena bencana tanah ambles (longsor) yang bernuansa politis. Kali ini bencana yang dibumbui politik ternyata berbunyi nyaring.
Okelah dongeng dibawah ini tidak menyangkut hal yang populis tetapi mencoba menjelaskan seperti apa kondisi geologi Bukit Hambalang. Beberapa peta serta gambar mungkin akan menjelaskan seperti apa kondisi geologi daerah ini.
“Wah, Pakdhe mbok diselingi urusan korupsinya ?”” Thole urusan korupsi itu membuat pikiran kita corrupt, seperti komputer yang datanya corrupt. Crito lainnya saja ya”
Bukit Hambalang.
Lokasi Bukit Hambalang berada diselatan Jakarta. Dalam peta topografi dibawah ini terlihat Bukit Hambalang terletak pada tepi utara Gunung Gede. Terlihat bukit yang sangat menonjol walaupun kecil tetapi jelas sekali terlihat bahwa dari bukit ini akan melihat pemandangan indak ke arah utara berupa perkotaan, sedangkan diselatannya ada pemandangan Gunung Gede.
“Pakde, katanya cincin api itu lewat sini ya ?”“Hust terminologi Cincin Api atau Ring of Fire itu bukan untuk urusan gunung atau bukit kecil seperti ini. Istilah Ring of Fire itu untuk sabuk lebar selebar busur gunung api, Thole”
Bukit kecil disebelah selatan inilah yang disebut sebagai Bukit Hambalang. Bukit kecil ini tersusun oleh batuan yang oleh para ahli geologi disebut sebagai Formasi Jatiluhur.
Kondisi Geologi Hambalang
Desa Hambalang merupakan perbukitan dengan ketinggian sekitar 630 m dpl, berada pada lereng barat Gunung Hambalang dengan kemiringan lereng 15 hingga 25 derajat. Batuan dasar di Hambalang disusun oleh batu lempung formasi Jatiluhur, berwarna abu-abu sampai hitam, bersifat mudah hancur dan mengembang, ekspansif jika terkena air, kedap air, dan tersingkap di kaki lereng bagian bawah.
Masih ingat tentang dongeng rayapan (creep) disini ? Lempung ini jika kena air akan mengembang, bila kena panas akan pecah, karena kedap air. Maka di daerah tersebut sulit diperoleh air tanah.
Tanah dan batuan permukaan ataupembentuk lereng berupa breksi tufa yang telah setengah hingga melapuk tinggi, bersifat lolos air, berada di atas batuan lempung yang kedap air. Lempung ini bila terkena air, akan menyerap air dan mengembang yang akhirnya berpotensi menjadi bidang gelincir yang sangat ideal untuk terjadi gerakan tanah.
Peta Geologi diatas menunjukkan batuan apa saja yang ada di Bukit Hambalang. Batuan Breksi vulkanik yang mungkin merupakan hasil aktivitas vulkanis purba berada pada puncak bukit ini. Batuan yg disebut breksi ini mirip sepertinya sebuah endapan lahar jaman dahulu. Dibawahnya batuan berlapis, dimana terdapat batupasir dan batu lempung yang licin bila terkena air.
Karena daerah ini memiliki curah hujan tinggi, tentunya menyebabkan lapisan lempung ini akan berreaksi dengan air.
Pada lereng yang curam sangat mungkin bidang perlapisan lempung ini menjadi licin dan menjadikannya sebagai bidang gelincir. Dan inilah yang menyebabkan longsoran yang terjadi secara cepat.
Namun apabila lerengnya landai yang mungkin terjadi adalah rayapan atau creep seperti yang pernah di dongengkan disini sewaktu menjelaskan rayapan di Trenggalek.
“Looh Pakde memangnya longsor dan ambles itu karena alami ?”“Ya belum tentu Thole, harus diteliti lagi dan dilihat apakah akibat pembebanan atau akibat alami”
Memang tidak bisa serta merta melihat apakah gejala ambles atau longsor disebabkan oleh ulah manusia, atau alami. Namun yang lebih penting untuk diketahui adalah pengetahuan tentang daya dukung lahan ketika akan membuat sebuah konstruksi bangunan.
Lahan – Design – Biaya
Paling tidak tiga faktor utama LAHAN – DESIGN – BIAYA, ketiga faktor ini akan selalu terkait ketika akan membangun sebuah konstruksi. Kalau sudah ada lahannya ya designnya mengikuti dan itu akan mempengaruhi biaya yang diperlukan. Kalau ingin memaksakan bagunan tinggi ya bisa saja tapi biaya konstruksi dan pemeliharaanya harus ekstra. Atau kalau mau designnya dibuat dulu, ya dicari lahan yang sesuai dan ujungnya tetep pada biaya.
0 komentar:
Posting Komentar