Kamis, 12 Juli 2012

Cerita motivasi di kaskus

Index 

Part One Bab 1- 3 

Part Two Bab 4 - 5 

Part Three Bab 6 - 7 

Part Four Bab 8 - 9



_________________________________________________________________________________


Part One 


BAB 1. Intro i

Kevin Fedemore, seorang perancang software bagian AI sedang mendengarkan lagu di dalam kamarnya. Kehidupannya yang membosankan, ditemani laptop dan sebuah lagu klasik yang begitu menenangkan, menghilangkan kepenatan seorang programmer. Ia sebentar lagi selesai akan proyeknya, tinggal beberapa program penyelesaian , dan programnya siap di luncurkan di pasaran. 

Kamarnya yang berantakan, berisi ranjang di belakang kursi bekerja, dan sebuah laptop kesayangan sebagai salah satu benda berharga dalam kamar itu selain televise 48 inch yang terus menerus menyiarkan penyakit aneh yang sedang terjadi, adalah tempat yang paling pas untuk seorang programmer dalam mencari ilham. Kebosanan mengetuk di depan kamarnya, dan langsung duduk sebelah Kevin sambil menggodanya untuk menghentikan pekerjaannya. Mozilla di nyalakan , dan Kevin segera menekuni pekerjaan barunya. Setelah log-in account facebook, di carinya teman-teman yang dulu pernah mengalami suka-duka bersamanya saat sekolah maupun kuliah.

Kevin adalah anak yang di senangi teman-temannya saat jenjang sekolah maupun kuliah, namun karena pekerjaannya sebagai seorang programmer, ia kehilangan waktu untuk bersantai bersama teman-temannya kecuali sang Leppie yang setia menemaninya sepanjang waktu. 
Sampai suatu halaman dimana ia melihat sebuah nama “candy”, seorang gadis berambut hitam , berkulit putih dan turunan tiong hua yang pernah menjalin hubungan dengannya. Terlihat senyuman yang indah memancarkan warna kebahagiaan, senyum tulus yang pernah diingatnya seindah senyum dalam foto Candy. Senyum yang sudah lama tidak ia lihat semenjak 6 bulan jadian dengannya. 

Terdengar bunyi desing , dunia di dalam otak Kevin berputar cepat, dan langsung berhenti tepat saat kereta berisikan memori Candy memasuki jalan tol menuju Pusat Otak Kevin, segala kenangan yang pernah di lupakannya kembali dan tiba-tiba ia tersadar. Dia sadar bahwa inilah yang harus dilakukannya dalam tahap penyelesaiannya. Segera ia menutup mozzilanya, kembali ke dalam dunia sempit berdasarkan 0 dan 1 , dan mulai mengerjakan proyeknya. Proyek masa kini yang akan mengubah hidupnya dan hidup beberapa orang. 

Tangan – tangan yang terus berputar di dalam sebuah lingkaran kecil beradu dengan suara lagu klasik yang diputarnya terus-menerus. Kegiatan yang membosankan ini berlanjut sampai 9 jam kemudian dan akhirnya terdengar suara pinggang yang di renggangkan. Kevin segera tidur setelah 1 bulan kurang tidur dan siap menyerahkan proyek terakhirnya untuk dipasarkan. 


Bab 2. Intro ii

Sinar matahari menembus masuk dari sela-sela rumah di depan kamar kevin ke dalam kamarnya. “Indahnya matahari pagi ini”, katanya. Tangan terjulur ke dalam sebuah lubang di sebelah laptopnya, chip pengidentifikasi tersentuh dengan kulit Kevin, dan segera Kevin masuk ke dalam sebuah kamar baru. 

Kamar kali ini berbeda jauh dengan kamar sebelumnya, lantai yang indah bernuansakan sungai bersih membasahi kakinya. Mesin pembuat kopi, kursi santai beserta payung tenda tertancap di tanah sekitar sungai. Gunung hijau berdiri lantang terpajang di tembok besar di hadapannya. Terlihat kawanan burung yang terbang menjauh dari gunung tersebut , dan menghilang dari pandangan Kevin seakan menghilang di balik gunung tersebut.

Dibelakangnya terdapat dinding besar yang berhiaskan perabot-perabot indah di temani sebuah mesin besar di tengahnya. Segera ia melangkah menuju lantai di dinding tersebut, dan mendapati dirinya di berdiri di tengah-tengah ruangan tersebut. 

“Husa-husa”, ucapnya kepada mesin tersebut. Tiba-tiba Sebuah odol beserta sikat gigi meluncur keluar dari bagian yang seperti mulut dari mesin tersebut, dan langsung menyerang gigi Kevin. Setelah mulutnya disikat bersih, air minum keluar bersama sebuah ember untuk membuang bekas sikatan tersebut. “hmmpphh , benar-benar tidak nyaman odol ini”, gumam Kevin. Berikutnya uap air memenuhi kotak yang berbentuk kotak telepon , lalu kotak tersebut melahap Kevin dan hal berikut yang Kevin tahu adalah bajunya sudah bukan baju tidurnya, melainkan baju kantor.

“Pagi ini mataharinya indah, mungkin akan lebih baik pergi dengan helicopter”. Begitu kata ‘heli’ terucap sebuah lubang muncul di lantai kamar tersebut , segera Kevin melakukan salto paginya dan meluncur di seluncuran yang tidak terlihat ujungnya tersebut. Tangannya meraih pistol laser dari kantung celananya, dan papan bertuliskan “food” muncul entah darimana. 3 2 1 , hitungan mundur dari papan tersebut, dan muncul makanan di kiri dan kanan seluncuran , Kevin menembaki kawanan hamburger keju, dan kawanan botol air putih lalu membuang pistol lasernya ke belakang. 

Begitu pistol laser terlepas dari kulit Kevin, pistol tersebut hilang ditelan kehampaan, dan Kevin segera sampai ke ujung seluncuran yang tiba-tiba muncul dibawah kakinya dengan perut yang kenyang. 

Cahaya kembali menerangi dunia Kevin, dan sesampainya di helikopternya, suara muncul dari dalam computer “kemana tujuan anda Tuan Kevin?”. “Sky”, jawabnya. Baling-baling bambu berputar tanpa ragu dan siap mengantarkan tuannya ke tujuan. 

Kevin bersantai dalam perjalanannya, melihat raksasa yang sedang lari pagi di sebelah dan menghilang dengan cepat, terlihat mobil-mobil di bawahnya yang ukurannya begitu kecil bagaikan seekor kutu yang berlari dengan cepat. Papan reklame yang begitu besar terjulang di sebelah kanan jalan , dan menanti untuk dibaca di persimpangan lampu merah di depan.

Semua helicopter berhenti dengan mobil-mobil dibawah, dan kembali meneruskan perjalanan mereka setelah hitungan ke 5. Tanpa terasa ,waktu sudah berjalan 2 menit, dan Kevin sudah sampai di gedung bertuliskan“Sky”. 

Gedung itu kelihatan megah sekali, bagaikan sebuah gunung lebar yang begitu tinggi menjulang sampai angkasa. Namun saat heli mendarat di atasnya, heli membesar dengan sendirinya dan pintu yang awalnya terlihat bagaikan gedung yang besar, menjadi sebesar manusia rata-ratanya. 
Kevin segera turun dari helikopternya, membawa sebuah usb kecil yang di gantung di tangannya bertuliskan “leppie”. Dengan semangat terlihat di wajahnya, tanpa keraguan dia memasuki gedung Sky dan siap memberikan Proyek kebanggaannya agar bisa dinikmati dunia.

Bab 3. Intro iii

Presentasi yang berjalan selama 4 jam selesai, pintu kantor dibuka dan wajah yang mengibaratkan seorang anak lulus dari sekolahnya tercetak di wajah Kevin. Proyek berhasilnya segera di pasarkan di seluruh papan reklame di dunia. 

Sebuah awan besar tiba-tiba menutupi angkasa dan sebuah titik hujan turun bersamaan dengan jarak yang sama juga. Tiap titik hujan tersebut masuk ke sebuah cerobong asap tiap rumah , dan langsung menyerang computer tiap rumah bagai virus mematikan dan merestart semua computer yang terdapat di bumi. 

“Pengumuman Warga Bumi, penyempurnaan proyek ‘Value of Life’ selama 20 tahun akhirnya selesai, sebentar lagi server akan dimatikan, silahkan menyalakan kembali computer anda setelah bunyi bip”.

Begitu pengumuman yang disiarkan ke seluruh warga bumi dengan bahasa sesuai negaranya selesai dibunyikan, Kevin langsung berdiri di kamar lamanya dengan posisi duduk menghadap lubang yang di Laptopnya.

“Bip” terdengar dari depan computer dan semua orang segera menjulurkan tangan di depan lubang laptop mereka masing-masing , dan langsung tersedot ke dalam rumah baru mereka. Ada yang sambil menggendong anak, ada yang sambil bergandengan , ada yang saling meninju. Namun Kevin terdiam di depan laptopnya. Ia berdoa atas keberhasilannya, dan setelah selesai , ia segera masuk menuju dunia barunya.

Kakinya kembali dibasahi sungai yang mengalir tenang, seekor ikan menabrak kakinya , dan kembali melanjutkan perjalanannya ke hulu sungai tersebut. Kevin segera berjalan menuju mesin dan mengucapkan “car”. Segera ia melompat ke dalam lubang tersebut , dan langsung membuang lasernya. 

Sesampainya di mobilnya, pintu bagasi segera memberikan tempat bagi cahaya untuk masuk ke dalam kegelapan sambil computer menyalakan mesin mobil. Kevin berpikir kemana sebaiknya ia pergi, maka ia memutuskan pergi bertemu teman kuliahnya “Nico dan Julian”. 

Sepanjang perjalanan , ia melihat kerumunan orang-orang kecil yang berbaris rapi di dekat lampu merah tempat terpasangnya papan reklame yang begitu besar dan mereka semua menggunakan kacamata Dimensi yang tersedia di tiap barisan mereka. Jumlah tiap papan reklame terdekat kira-kira ada 1juta orang kecil-kecil yang mengantri untuk mengetahui versi baru ‘Value of Life’. 

Tiap barisan hanya membutuhkan waktu 2 detik untuk mendapatkan informasi yang langsung terserap ke dalam otak. Barisan yang kecil dan ramai tersebut segera menghilang dari pandangan Kevin. Dan hal berikut yang diketahui Kevin adalah dia tiba di depan rumah Nico, Nico yang sudah mengetahui kedatangan kevin langsung masuk ke mobil dan mereka segera menuju rumah Julian. 

“Nic, lo uda liat versi barunya?”, Tanya Kevin. “ntar aja ngobrolnya, da sampe nih kita ke rumah Julian”. Memang rumah Julian dan rumah Nico hanya berbeda 50 mil, karena itu Kevin jarang mengobrol dengan nico di mobil karena begitu singkatnya perjalanan mereka bila ditempuh dengan mobil berkecepatan 25mil/detik.



_________________________________________________________________________________


Part Two

Bab 4. Intro iv

Sesampainya di rumah Julian, Julian kelihatan sedang menunggu kita berdua sambil menelpon seseorang. Sesaat melihat sebuah mobil yang masuk ke dalam garasinya, Julian berkata “oke , tar gw telp lo lagi ya, ada temen gw nih , see you”. “Oi jul , siapa tuh? Hayo Ngaku”, Tanya Kevin dengan nico. “Ah mau tau aja, uda ayo masuk”, kata Julian sambil membukakan pintu. 

“Knp Tiba-tiba mampir vin? Uda ga sibuk?”, ejek Julian. “Jelaslah jul, proyeknya uda selesai gitu” teriak nico sambil mengunyah snack yang diambilnya dari kulkas bertuliskan Julian. Kevin hanya tertawa bangga dalam hati dan senang karena setelah sekian lama dapat bertemu lagi dengan teman-temannya.

“Eh vin, gw udah lihat versi barunya, ga banyak yang berubah yah? Cuma beberapa update-an, taman rekreasi baru, dan pusat research baru ajah ya?”, Tanya nico yang masih mengunyah. “yeah.. begitulah , hasil jerih payah 5 tahun dari seorang Kevin”, ejek Julian yang menawarkan Kevin minuman. “hahaha sial lu orang, emangnya dikira gampang??”, jawab Kevin mengenyakan diri di kursi santai julian.

Rumah Julian tidak setenang rumah Kevin, di sini tidak ada gunung-gunung yang memberikan nuansa alam yang sejuk, hanya ada dinding dengan tema Paris. Seakan berada di atas Eiffel tower memandangi suasana malam yang indah. 

“Sebenarnya ada sesuatu lagi yang baru sih, tapi masih di rahasia in di umum, lu orang mau tau ga?”, Tanya Kevin. “Wah.. ga illegal kan? Kayak buatan Davin sih gawat..”. “Gak lah, ngapain juga gw buat yang illegal, kalo ketawan di pecat gw, ini permintaan atasan sih, dan emang sengaja harus di rahasiain”. 

Nico berhenti mengunyah dan memasang tampang seriusnya sambil meletakan tangan di telinga kanannya seakan ingin mendengar rahasia penting Negara terbesar. “wahahaha , oke oke , karena nico uda pasang kuping, gw certain, tapi lu orang janji ga bakal bocor kan?”, Tanya Kevin. “JANJI BOSS”, kata mereka bersama-sama. 

“oke jadi sebenarnya gini..”, kata Kevin dalam suara kecil. Setelah memastikan mereka semua siap mental untuk mendengar, Kevin segera memberi-tahukan rahasianya yang hanya diketahuinya dan atasannya. Setelah bercerita selama beberapa menit, kedua-teman Kevin segera berteriak “HOW COULD YOUU??”. Kevin hanya tertawa kecil dan mengangkat bahu seakan pasrah terhadap teman-temannya.


Bab 5. The happiest moment in my life start when I know you came to my life

Sejak releasenya ‘Value of Life’ terbaru, terdengar bunyi sebuah mesin yang mencetak rangkaian kata-kata yang langsung di bungkus ke dalam sebuah buku dimensi. Pintu kantor Kevin terbuka dan tertutup tiap harinya. Namun mesin tersebut belum selesai melakukan pekerjaannya. Sampai kira-kira setelah 6 bulan releasenya ‘value of life’ terbaru, mesin tersebut selesai mencetak dan menutup cover buku dimensi tersebut. 

Sebuah buku tebal tergeletak di depan Kevin saat ia membuka pintunya , dan dia segera membuka Bukunya. Masuklah Kevin ke dalam sebuah dimensi lain , dimana dia menjadi sebuah roh, sebuah arwah tidak kelihatan yang dapat ditabrak oleh manusia-manusia yang berjalan di sekitarnya. Arwah yang tidak dapat di dengar, namun bisa melihat dan mendengar. 

Segalanya terjadi bagaikan dalam bioskop 4 dimensi namun bergerak begitu cepat , setelah kira-kira adegan-adegan yang tidak dapat dilihatnya telah terjadi selama 10 menit, Kevin keluar dan berdiri menghadap buku tersebut. Waktu di jam Kevin hanya bergerak 1 detik , dan Kevin segera masuk kembali ke dalam buku tersebut. Kevin segera meneriakan “Normal Time and repeat”. Lalu segalanya menjadi gelap, dan ia mendapati dirinya di dalam tubuh orang lain. 

Kevin tidak mengenali siapa orang ini, namun Kevin dapat bergerak bebas , terbang ke atas , terbang ke bawah menembus tanah yang diinjak orang ini , terbang ke segala arah , namun saat ia terbang terlalu jauh dari orang ini , Kevin segera kembali ke dalam orang ini. 

Dilihatnya name tag orang ini , yang ternyata pegawai perusahaan Sky bertuliskan Yogie Soesanto. Yogie bertubuh rata-rata orang asia, dengan rambut yang lesu dan agak berantakan. Dengan senyum dan semangat pagi, ia keluar dari rumahnya dan menuju ke mobilnya , sambil meneriakan salam kepada mobil kesayangannya, ia merapikan dirinya yang masih berantakan. Sesampainya di kantor dengan penampilan yang hampir rapi langsung menaiki lift dan segera lompat ke tempat kerjanya yang membosankan tanpa melupakan menyalami teman-temannya.

Jam-jam yang membosankan di kantor seperti di marahi bos, bermain game seru dan berpura-pura bekerja saat bos lewat, juga bercanda yang tidak lucu dengan temannya akhirnya selesai. Segera ia melihat jadwal di hpnya dan tertawa karena membaca tulisan “janji dengan candy di taman kota”.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya ia berkesempatan menemukan jodohnya yang ia temukan lewat mesin pencari jodoh versi 200G. Mesin ini sedang populer dalam menemukan jodoh yang akurat. Sore itu angin sepoi-sepoi, di sebuah bangku mewah di kursi taman, ia melihat pasangan lain yang bermesraan, dan berpikir bahwa suatu saat tempat itu akan ditempati dirinya dengan candy.

Di belakang, di lihatnya seorang wanita tampak kebingungan menoleh ke kiri dan ke kanan seakan mencari seseorang. Karena yakin itu pasti Candy, yogie mendatanginya dengan gagah dan berkata “Hai candy.. aku yogie , siap jalan kemana kita?” , sambil menoleh kebelakang memastikan nafasnya segar lalu menoleh kembali ke wanita tersebut. “Maaf ya, saya rina”, kata wanita tersebut sambil tertawa kecil. Dengan malu, yogie langsung meminta maaf sambil duduk kembali ke tempat duduknya. 

Ternyata bukan hanya Yogie yang menunggu disini untuk janjian, Memang 200G yang di bungkus dalam ‘Value of Life’ terbaru , sedang terkenal karena peluncurannya yang baru kemarin menggantikan versi 195G. Karena itu masi banyak orang-orang yang tampak kebingungan, namun betapa beruntungnya Yogie karena kebanyakan dari mereka laki-laki dan yang dinanti adalah sosok wanita cantik bernama Candy.

Tiba-tiba muncul seorang wanita lain berpakaian fashion, dengan mantel bulu mencolok. Teringat oleh yogie bahwa candy berkata akan memakai mantel bulu, dan seketika ia menghampirinya, “candy?”, Tanya yogie kali ini yang berhati-hati. 

“ya, kamu yogie?”, Tanya candy. “Ya, senang bisa bertemu denganmu Candy”. “Saya Juga”, jawabnya tulus. “Yuk kita jalan, ada tujuan?”, Tanya Yogie penuh harap Candy bersedia jalan dengannya. “Oke.. Ke mall di dalam kota aja yuk”, jawabnya. 

Karena sudah waktunya makan malam, mereka berdua setuju perhentian pertama mereka adalah sebuah restoran. Restoran La-queque , adalah restoran terkenal di mall tersebut. Tentunya yogie sudah mempersiapkan hari istimewanya ini dengan siap mengeluarkan banyak tabungannya di dalam bank celengan babinya yang di pecahkannya tadi pagi. Namun candy adalah wanita yang pengertian, dia menolak makan di restoran mewah tersebut, meski yogie bersikeras mengajaknya, Candy tetap menolak dan mengajak yogie makan di restoran kesukaannya.

Restoran kesukaan candy tidak begitu mewah seperti yang diharapkan yogie, namun cocok untuk kesehatan kantongnya. Pesanan pun di pesan , dan mereka berdua mulai berbincang-bincang. 

“Kamu kerja dimana Yog?”,Tanya candy memulai dengan senyum. Senyum indah candy membawa yogie ke atas kuda-kuda an berputar (merry goes round) untuk anak-anak yang di pakai di taman-bermain , dengan tangan memegang permen kapas dan sebuah sinar menggambarkan senyum kebahagiaan terpancar dari mukanya.

Namun senyum yogie yang terlalu bahagia membuat candy tertawa dan kembali menyadarkan yogie dari khayalannya. Yogie segera malu dan ikut tertawa karena sadar dia sedang ditertawakan oleh candy, malaikat terindah yang sedang bersamanya. 

Kevin terbang keluar jendela terdekat dari restoran tersebut , dan melihat mereka dari jauh. Mereka tertawa bahagia sambil menyantap makanan. Dan Kevin mengucapkan “fast”, lalu tawa canda mereka bergerak cepat sampai akhirnya mereka keluar dari restoran tersebut dan mengucapkan selamat tinggal, Kevin menormalkan waktunya, dan kembalilah Yogie ke rumahnya dan tertidur pulas di atas ranjangnya, dengan Kevin yang mengawasi yogie dengan muka gelisah , cemas, dan rasa bersalah terpancar dari wajah Kevin.



_________________________________________________________________________________


Part Three


Bab 6. You Can Fool Anybody With Your Smile , but You Can’t Fool Anyone With Your Happiness

Setelah selesai dan percaya bahwa yogie sudah tertidur tanpa aktivitas lainnya, Kevin berkata “next day”, dan hari kembali menjadi cerah dengan yogie siap bekerja. Wajahnya menjadi lebih riang , dia menjadi lebih semangat dari kemarin dan betapa herannya orang-orang di kantor saat melihat yogie seakan melihat monster bahagia yang mengeluarkan bunga-bunga kebahagiaan setiap dia lewat. Dan senyumnya yang selalu tercetak di wajahnya tiap dia menyapa orang lain, atau saat dia bermain game , sampai di marahi boss sekalipun, senyumnya tidak bisa pudar sampai bossnya harus merelakan untuk memarahi yogie yang tertawa karena di marahi.

Tiba-tiba hp berbunyi dan tulisannya adalah “candy”, tentu saja yogie sudah menunggu telepon dari candy sejak pagi, tangan kirinya tidak pernah melepas hpnya sejak dari tadi. Tepat di sebelah mejanya, cangkir kopi temannya jatuh , namun yogie telah berkata hallo sebelum cangkir tersebut menyentuh tanah dan mengeluarkan bunyi prang , saking cepatnya. 

“Wah.. cepat sekali kamu mengangkatnya, kamu pasti udah menunggu dari tadi ya? Maap ya, aku baru sempat istirahat”. Candy memang sibuk, pekerjaannya sebagai manajer hotel memang mewajibkannya untuk selalu siap , dan waktu istirahatnya ditentukan oleh tamu. Bila tamu yang datang ramai, tugasnya menjadi semakin sibuk, begitu juga sebaliknya.

“Ah kamu bisa ajah candy, enggak koq , emang ga sengaja hp nya di atas meja tadi , dan keteken answer, jadinya cepat (sambil tersenyum lebar), iah no problem, yang penting kan kamu telp juga”,jawab Yogie. “thanks, jadi kita mau kemana hari ini?”, Tanya candy tiba-tiba.“Hah? Hari ini kita mau pergi lagi? Tapi aku ga siap-siap dulu tadi pagi”, jawab Yogie panik. 

“No problem, hari ini aku yang traktir kamu , gantian donk , ga boleh nolak ya!”, kata candy sedikit memaksa. Yogie meng-iya-kannya. “OK , kalo gitu aku tunggu kamu di taman rekreasi B14 yah”. B14 adalah taman baru ciptaan Kevin yang di release bersamaan dengan “Value of Life” terbaru. Dan sekali lagi yogie meng-iya-kan dengan wajah penuh kegembiraan, dan saat telepon di tutup , ia berteriak tanpa malu “YEAHH!!”, sampai burung di gunung yang jauh terbang karena kaget.

Sesampainya di B14, pusat permainan ini sungguh ramai, namun hal terbaik di tempat ini adalah semua permainan bisa dimainkan tanpa harus menunggu lebih dari 2 menit di waktu luar. Tempat ini menggunakan system yang sama , mengecilkan tubuh manusia , agar memiliki tempat duduk yang lebih banyak dengan arena yang sama.

Dari pintu luar , dilihatnya ukuran taman bermain ini tidak begitu tinggi, namun saat masuk ke dalam , tubuh mengecil dan tiba2 taman bermain ini menjulang tinggi sampai angkasa. Yogie dan candy mini masuk ke dalam pintu utama, dan melihat banyak sekali mainan yang bisa di mainkan. Dari lantai satu sampai lantai paling atas , masing-masing lantai memiliki mainan yang berbeda-beda , bahkan ada jutaan rumah-rumah mini yang masing-masing memiliki ukuran luar biasa besar di dalamnya.

Rumah-rumah mini ini memiliki manajer yang satu cabang dengan hotel tempat Candy bekerja.Candy segera memesan 2 rumah mini , untuk di tempati mereka , karena 1 hari di tempat ini sama dengan 1 jam di luar. 

Setelah memesan tempat , mereka langsung mengendarai arena pertama, arena laut , setiap grub terdiri dari 2 orang harus mengendarai lumba-lumba yang mereka pilih. Tiap lumba-lumba harus di jinakan terlebih dahulu dengan cara member kasih sayang yang pas. 

Candy memberi makan dan mengelus wajah lumba-lumba paling kanan, dan yogie mencoba berkomunikasi dengan lumba-lumba tersebut. Namun ia hanya berakhir dengan di ciprat air dari kibasan ekor lumba-lumba tersebut. Tawa canda sekali lagi menghiasi mereka berdua.

Saat lomba di mulai, yogie berkonsentrasi memilih jalan yang tepat sesuai peta, dan candy membujuk lumba-lumba agar memilih jalan yang tepat dengan jalur mereka. Rintangan yang dilewati berliku-liku dalam harafiah , rute ini seperti maze, salah memilih jalan, maka lumba-lumba akan berhenti di garis akhir yang bukan miliknya, maka grub tersebut langsung kalah. Ada juga yang melemparkan makanan lumba-lumba ke pada grub lain agar grub tersebut kalah dan memilih garis lain, karena itu kerja sama yang baik yang dapat menentukan menang kalahnya suatu grub.

Setelah berbagai kecelakaan seperti candy yang tertawa sambil menghentikan laju lumba-lumba karena lumba-lumba itu menjatuhkan yogie, atau lumba-lumba mereka mengikuti lumba-lumba lain karena cantiknya lumba-lumba peserta lainnya, tibalah mereka pada garis akhir lomba ini. 

Penonton bersorak sudah menunggu mereka semua , terlihat ada banyak blok dan masing-masing blok memiliki kode yang berbeda, karena kode lumba-lumba dengan blok mereka sama , yogie segera menepuk punggung lumba-lumba bagaikan koboi menaiki kuda, lalu lumba-lumba yang marah berhenti dan menjatuhkan yogie kembali, lalu menculik Candy sampai goal. Wasit mengumumkan bahwa yogie harus berenang sampai goal apabila ingin menang , karena diharuskan 2 peserta bersama lumba-lumba nya. 

Candy tertawa menunggu di garis finish bersama lumba-lumba yang kelihatannya mengejek yogie. Akhirnya Goal. Yogie mencapai garis finish di urutan ke dua , setelah dia beradu berenang dengan lumba-lumba peserta lainnya.

Setelah mendapatkan penghargaan atas juara kedua, mereka mengeringkan badan lalu menuju permainan lainnya yang lebih mudah. Senyum Candy yang tulus sepanjang jalan karena melihat yogie di permainkan lumba-lumba memberikan semangat dan kebahagiaan kepada yogie. 

Mereka melewatkan waktu lama sekali di dalam arena bermain tersebut dengan kebahagiaan seperti menaiki roller coaster. Mata yogie yang sudah ditutupi kedua tangannya karena takut tidak menyadari candy sedang merangkul lengan yogie saking takutnya. 

Mereka juga memenangkan juara balap mobil dengan jalur menuruni bukit salju dan mobil yang tentunya aman karena permainan itu ditujukan untuk anak-anak. Yogie dengan bangganya mengangkat piala juara 1 , dengan 2 anak lainnya di kiri dan kanannya melihat yogie dengan kesal karena merasa yogie sudah terlalu dewasa untuk tidak mau mengalah kepada anak kecil. 

Juga menikmati es krim bersama diatas gondola yang berputar lambat bersama anak kecil lainnya yang juga menikmati es krim yang di belikan candy bagaikan keluarga es krim. Dengan yogie sebagai es krim coklat besar , candy sebagai es krim strawberry besar , dan anak-anak nya es krim vanilla kecil-kecil berbaris di sebelah kiri dan kanan mereka.

Setelah melewatkan waktu yang penuh bahagia dan tawa selama 2 hari , mereka pulang dan keluar dari taman bermain tersebut , dan waktu mereka menunjukan pukul 21 lebih 18 menit hari yang sama, waktu hanya berjalan 2 jam 12 menit, dan 2 jam penuh kebahagiaan yang mereka habiskan di dalam arena tersebut.

“Candy, aku antarin kamu pulang yah, biar aku tau kamu tinggal dimana”,Tanya Yogie. Namun candy menolak dengan lembut dan bersikeras untuk pulang sendiri. Maka yogie meng-iyakannya kembali , lalu segera pulang ke rumah dan melanjutkan dengan telepon dengan Candy sampai jam menunjukan jem 12.

Akhirnya yogie tidur dengan wajah bahagia tanpa mengetahui apa yang akan terjadi berikutnya atau apa yang sedang terjadi. Kembali , wajah yang penuh rasa bersalah atau iba terlihat di wajah Kevin. Dari luar jendela kamar Yogie. Ia melayang sambil bersedih di heningnya malam.


Bab 7. Life is Not Life , when you always feel the best. But The Best For Life is when you also feel the worst.

Waktu berjalan cepat , tidak terasa sudah 6 bulan yogie menghabiskan waktu dengan candy. Hidup terasa bagaikan hidup. Suka duka yang di alami bersama , dari momen-momen bergandengan tangan di sebuah pantai, ciuman pipi saat ulang tahun candy di depan teman-teman yogie, atau candy yang marah bercanda karena suatu hal yang tidak serius, yang mengakibatkan yogie meminta maaf dengan wajah juga bercanda, Atau saat candy menemani Yogie yang sedih ketika dia di pecat, dan mereka bersama-sama mencari pekerjaan baru untuk Yogie.Sampai suatu hari candy memutuskan untuk bertemu yogie di tempat pertama kali mereka bertemu, “Taman Kota”. 

Sesampainya yogie di sana, yogie telah melihat candy menunggu dia. Senyum sedih terpancar dari wajahnya. Dengan lagu sedih “Moonlight” dari Yiruma yang sedang di putar di sekitar taman kota yang sepi , kesedihan menemani mereka. Kevin segera menjauh setelah mengerti maksud dari semua ini , dan menghindari mendengar percakapan mereka dengan sebuah kata “fast”. Berbagai adegan yogie bingung , bertanya, dan memohon kepada candy yang menangis , dan akhirnya candy memeluk yogie lalu tiba-tiba menghilang dari dunia virtual tersebut meninggalkan yogie yang duduk di kursi sendirian dengan tangan menutupi mata yang bersimbah air mata kesedihan.



_________________________________________________________________________________


Part Four

Bab 8. Don’t Judge a Book by Its Cover.

Berakhirnya tayangan 4 dimensi yang di putar Kevin, dengan rasa sedih dan iba yang mendalam , ia segera menuju pusat informasi dan menuju rumah Yogie. Sesampainya disana , ia mendapati bahwa ini masih jam kerja kemudian menunggu yogie pulang kerja. 

Terlihat sebuah mobil yang di kenali Kevin, yogie keluar dari garasi dan hendak masuk ke dalam rumah. Yogie yang baru saja menerima shock berat kemarin , masih tidak bisa menutupi kesedihan di dalam wajahnya. “Kamu siapa? Saya lagi tidak enak badan, tolong kembali 1 minggu lagi”, kata nya dengan suara yang sedih. “Saya Kevin, saya ke sini untuk membantu anda”, kata Kevin. 

Dengan wajah tidak perduli , yogie mengacuhkan Kevin, dan segera masuk ke dalam rumahnya. Namun Kevin segera berteriak “Saya tau kejadian kamu dengan Candy, dan saya bisa membantu-mu”. Pintu segera terbuka , dan yogie menarik Kevin ke dalam. “Candy putus dengan saya, candy.. candy..”, kata nya terbata-bata dan terisak dalam tangis. “Saya tau semuanya, tenangkan dirimu , dan dengarkan saya”. 

Lalu Kevin menceritakan segalanya. Segala yang tidak diketahui Yogie. Segala yang berhubungan dengan “Value of Life” terbaru. Ciptaannya yang di harapkan dapat membantu orang lain, bukan mematahkan semangat hidup seseorang. 

“Value of Life , adalah dunia virtual yang kita semua tahu bahwa semua orang disini adalah manusia , dan semua yang bukan orang adalah program.”, katanya memulai. 

Yogie mengangguk pelan. “Namun , saya menciptakan sebuah program yang sangat mirip dengan orang , dia dapat diciptakan hanya dari memori seorang yang sakit parah. Segala tingkah laku, cara berpikir serta fisik yang dimiliki akan mirip dengan orang tersebut saat sebelum dia sakit. Dia tercipta walau dia tidak memainkan atau tidak online ke dalam computer dunia nyatanya.”, jelas Kevin melanjutkan. 

“Jadi, saya masi bisa bertemu dengan Candy? Tolong antarkan saya ke tempat Candy sekarang juga, Tolong, Saya mohon padamu”, Tanya yogie. “Baik, tapi saya ingatkan kembali , candy yang kamu jumpai adalah candy yang belum sakit, mungkin kondisi fisiknya akan berbeda saat kamu menjumpainya sekarang, apakah kamu masi tetap ingin bertemu dengannya?”, Tanya Kevin. “Cepat bangun dan kita ke tempat Candy Sekarang”, jawab Yogie penuh keyakinan. 

“Baik, sekarang kita pergi”, jawab Kevin, dan mereka berdua naik helicopter Kevin langsung menuju rumah sakit “VoL” di dunia virtual, dan keluar dari program virtual tersebut dari computer yang berada disana. Mereka berdua sekarang berdiri di depan computer dunia nyata di rumah sakit “VoL”.

Segera mereka berlari menuju ruangan tempat Candy dirawat, dan mendapati candy yang tertidur dengan banyak infus di tangannya. Yogie melihat tubuh candy yang berbeda, dari wajah yang bengkak-bengkak bagaikan terkena wabah mesir namun tidak menular , dan kakinya yang besar bagaikan kaki gajah. 

Candy melihat yogie yang datang dengan heran karena tidak mengenali yogie, kekasih virtualnya. Yogie menangis di sebelah candy yang bingung. Kevin turut bersedih , memberikan tangan ke bahu yogie dan menanyakan dengan pasti “Do you still love her?” , “I Do..”, dengan tangisan yang lebih keras. 

Kevin segera menancapkan chip memori ke alat diatas kepala Candy yang langsung bekerja sebagai pemberi ingatan dari ingatan virtual candy. Setelah selesai bekerja, candy langsung menangis dan memalingkan wajah dari yogie seakan malu dirinya dilihat oleh kekasih virtualnya. Kevin membiarkan mereka berdua di dalam , dan menunggu yogie keluar.

Yogie memegang tangan candy tanpa menghiraukan bau busuk, masih bersama menangisi keadaan candy. “Aku sangat sayang kamu dari cara kamu menyatakan cinta pertama kalinya ke aku yang tersipu malu, atau saat aku menampar kamu karena kamu jalan sama cewe lain yang ternyata adik kamu, bahkan saat aku putusin hubungan kita, tapi aku paling sayang kamu saat kamu bilang I DO walau aku begini, I Love You Yogie..”, kata Candy berusaha tersenyum dengan air mata membasahi wajahnya. 

Dengan air mata yang menipu penglihatan, sekejap yogie melihat wajah cantik candy yang tersenyum tulus yang mengeratkan genggamannya terhadap tangan yogie, dan akhirnya melepaskan nafas terakhirnya yang menghentikan denyut jantungnya. Jeritan histeris keluar dari kamar tersebut memanggil dokter untuk menyelamatkan hidup kekasihnya.


Bab 9. There can be miracles even if you don’t believe it, They just wait for the right time to come.

1 hari telah berlalu sejak kematian Candy Seraphire. Yogie yang masih berduka , membuka pintu rumah Aslinya yang di ketuk seseorang. Ia masih shock dengan kematian kekasihnya, namun hal yang membuatnya lebih shock adalah sosok kekasihnya berdiri di depan pintunya , memeluk nya sambil menangis bahagia.

Berita telah tersebar, sekarang kamar Kevin telah kosong, tidak ada programmer yang sibuk membuat program baru, tidak juga seorang yang berdiam dengan tangan di dalam sebuah lubang di sebelah laptop karena sedang terhubung ke dunia virtual, melainkan sebuah TV yang menyala dan menayangkan gambar Kevin sebagai programmer yang berhasil menyelamatkan nyawa orang yang terkena Virus mematikan dari luar angkasa. Virus yang mengancam jiwa , virus yang tidak dapat di bunuh dengan obat apapun, yang hanya mampu di sembuhkan dengan cinta yang tulus yang didapat dari program yang terdapat di dalam ‘Value of Life’ terbaru.

The end..







______________________________________________________

Tanks To : http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=8164064
                 yokzlho (Yogie Soesanto)
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!