Dengan
segala prestasi yang telah diraihnya, apa lagi yang kurang bagi seorang
Deddy Mizwar? Mungkin satu lagi, dan yang paling besar. Dia ingin
melihat bangsanya bangkit. Seperti kita semua ingin melihat Indonesia
bangkit kembali.
Dan untuk bangkit, kita hanya perlu mengingat kembali. Mengingat bahwa kita adalah bangsa besar, Bangsa Pejuang.
Para
Bapak bangsa kita, adalah para pemimpin-pemimpin terbesar di dunia.
Tidak banyak ada bangsa, sepanjang sejarah dunia yang sebesar Republik
Indonesia.
Karena kehebatannya mempersatukan
seluruh Indonesia, Sukarno di Amerika disebut sebagai Washington dan
Jefferson-nya Indonesia. Sukarno tidak disamakan dengan satu pemimpin
besar Amerika, tapi dua sekaligus. Mohammad Hatta di Jepang pernah
disebut sebagai "Gandhi of Java", dan menjadi tokoh yang sangat dikagumi
integritasnya.
Para pejuang kita dulu, adalah manusia-manusia
pemberani yang daya juangnya begitu hebat. Sedemikian hebatnya, sehingga
mampu membentuk salahsatu bangsa terbesar dalam sejarah dunia. Mereka,
dengan gagah berani mampu mengusir tentara-tentara terkuat dari
bangsa-bangsa terkuat di dunia. Kita adalah bangsa pejuang yang tidak
takut mati, bangsa yang akan berjuang habis-habisan demi kebesaran nama
bangsanya.
Dan kita adalah bangsa yang punya masa depan yang
cerah. Pada Juli 2009 kemarin, Indonesia diundang ikut dalam salahsatu
pertemuan paling eksklusif delapan bangsa-bangsa industri terkuat di
dunia, G8. Indonesia juga masuk ke dalam G20, bangsa-bangsa dengan
ekonomi terbesar yang total outputnya mencapai 85% ekonomi dunia.
Di
masa krisis global saat ini, hanya ada 3 bangsa di seluruh dunia yang
pertumbuhan ekonominya positif, dan diatas 4%, China, India, dan
Indonesia. Bahkan Amerika dan Jepang pun ekonominya tumbuh minus.
Sri
Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, bahkan masuk dalam 100 Tokoh
wanita paling berpengaruh di seluruh dunia dari majalah Forbes, dan
perannya dalam menstabilkan ekonomi Indonesia dipuji-puji oleh dunia
(Newsweek, Januari 2009, ”
As Good As It Gets”).
Juni
2009, Morgan Stanley, lembaga keuangan bergengsi dunia menyatakan bahwa
Indonesia sudah pantas untuk masuk sejajar dengan BRIC, Brazil, Rusia,
China, dan India, bangsa-bangsa berkembang yang potensial menjadi
kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Ini terutama karena Indonesia telah
mempunyai politik dan demokrasi yang stabil. Demokrasi ini sangat
penting, karena memungkinkan kekuatan-kekuatan positif dan kreatif di
sebuah bangsa bangkit dengan kecepatan tertinggi.
Kata Morgan
Stanley, yang membuat Indonesia agak sedikit tertinggal dari
bangsa-bangsa BRIC yang lama, adalah kualitas pendidikannya yang sedikit
tertinggal. Tapi mungkin mereka perlu melihat prestasi Prof Yohanes
Surya. Baca disini,
Yohanes Surya, Menuju Indonesia Genius.
Kita
juga begitu beruntung karena punya banyak contoh teladan yang unggul.
Orang-orang yang benar-benar mencintai dan berjuang sekuat tenaga demi
kemajuan bangsa ini. Yang kita perlu lakukan hanya belajar dari mereka,
belajar dari yang terbaik. Kita belajar dari Sukarno, Hatta, Sudirman,
Bung Tomo, dan Deddy Mizwar, sang Naga Bonar yang penuh inspirasi.
Bila
kita sudah mampu membangun jutaan manusia-manusia yang unggul, cerdas,
dan memiliki kecintaan yang tinggi pada bangsanya, maka kita akan siap
untuk bangkit, siap untuk kembali menjadi bangsa yang kuat dan besar.