Minggu, 18 Desember 2011


Masalah-masalah di perbatasan NKRI dengan Negara-negara tetangga masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan untuk meminimalisir berbagai dampak yang muncul seperti kurang harmonisnya hubungan bilateral Indonesia dengan Negara tetangga khususnya yang terlibat konflik perbatasan dan hal yang cukup krusial adalah kondisi masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan yang cukup memprihatinkan sehingga bisa mengancam keutuhan dan kedaulatan NKRI.
Beberapa warga di daerah Nagari Pasilihan, Solok, Sintang, Sambas(Tanjung Datu dan Camar Bulan) dan daerah perbatasan lainnya hingga kini belum menikmati pembangunan infrastruktur seperti jalan, listrik, dan lain-lain. Sebagian warga “nyebrang” ke Malaysia karena ada dugaan upaya Negeri Jiran itu mengiming-imingi warga Indonesia dengan kondisi ekonomi yang lebih baik. Padahal daerah-daerah perbatasan tersebut memiliki potensi sumber daya yang luar biasa namun hampir diabaikan. Apabila wilayah tersebut mendapatkan perhatian dan pembangunan yang baik, tentu akan mensejahterakan masyarakat perbatasan dan membuat mereka nyaman dan sejahtera sebagai masyarakat Indonesia. Ditambah dengan nasionalisme warga di perbatasan yang masih relative tinggi, akan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tingginya nasionalisme warga di perbatasan ini tercermin dari salah seorang warga di perbatasan bernama Nurmali, yang menjadikan rumahnya sebagai benteng pertahanan terakhir dalam sengketa wilayah Indonesia-Malaysia. Hidup serba terbatas tidak membuat nasionalisme Nurmali luntur, warga Camar Bulan, Kalimantan tersebut mewarnai rumahnya dengan cat merah putih. Ia mengaku sengaja mewarnai rumahnya dengan warna merah putih sebagai penegasan sikap dan ia menyatakan warga perbatasan akan tetap berjuang mempertahankan batas wilayah Camar Bulan dari ancaman klaim Malaysia. Meski berjuang mempertahankan batas wilayah, Nurmali bersama istri dan anaknya hanya menggantungkan hidup dari hasil kebun. Nurmali berharap Pemerintah Pusat lebih serius memperhatikan warga perbatasan, sehingga tidak akan terjadi pencaplokan batas wilayah oleh Malaysia.
Hal-hal seperti inilah yang seharusnya menjadi cambuk untuk memperhatikan kesejahteraan masyarakat di perbatasan dengan sumber daya yang ada baik di darat maupun perairan.
Terkait hal ini, Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro yang juga selaku Ketua Panitia Nasional Hari Nusantara Tahun 2011 dalam amanat tertulisnya pada upacara Hari Nusantara Tahun 2011 yang digelar di Markas Besar Angkatan Laut, Selasa (13/12) mengatakan dalam upaya menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI yang demikian luas, Indonesia harus memperkuat batas-batas wilayah negara secara jelas. Indonesia harus memberdayakan pulau-pulau terluar, dan menjadikan pulau terluar sebagai beranda terdepan dari negara, serta berupaya meningkatkan keamanan laut dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia.
Lebih lanjut Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa kedaulatan negara harus dipertahankan. Kekayaan laut yang dimiliki harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. “Laut kita terbentang sangat luas hampir tiga perempat dari keseluruhan wilayah tanah air,” tandasnya.
Menurut Menhan, disadari bahwa potensi yang besar dari kekayaan laut, belum sepenuhnya dikelola dengan baik. Industri perikanan nasional belum benar-benar berkembang. Kontribusi perikanan kepada pendapatan nasional juga masih relatif kecil. “Bahkan, di perairan laut kita, justru masih banyak terjadi pencurian ikan. Akibatnya, sektor perikanan belum mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat. Para nelayan yang menggantungkan hidupnya dari kekayaan laut, masih merupakan salah satu kelompok masyarakat yang perlu mendapat perhatian,” jelas Menhan.
Dengan kondisi yang demikian tersebut, maka pembangunan ekonomi kelautan di sektor perikanan, perhubungan laut, pariwisata bahari, pertambangan dan industri maritim perlu ditingkatkan. “Kita perlu merubah cara pandang pembangunan, dari pembangunan yang semata berbasis daratan (land- based development) menjadi lebih berorientasi pada pembangunan berbasis kelautan (ocean-based development),” ungkap Menhan Purnomo Yusgiantoro.
Menhan juga mengharapkan, sektor perikanan, pariwisata bahari, dan perhubungan laut harus dijadikan pilar utama dalam pembangunan kelautan dan perikanan. “Jangan kita biarkan kekayaan laut dinikmati oleh bangsa lain. Laut memiliki potensi wisata bahari karena keunikan dan kelangkaanya. Negara kita harus dijadikan salah satu tujuan wisata bahari terbesar di dunia, dengan berbasis konservasi,” harap Menhan.
Selain strategi lain dalam pemecahan masalah di tapal batas, apa yang disampaikan oleh menhan tentu merupakan salah satu pemikiran yang bijak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perbatasan sehingga membulatkan tekad warga untuk terus bernaung dibawah payung NKRI.
sumber : http://forum.detik.com/kesejahteraan-warga-di-perbatasan-kokohkan-nkri-t320103.html

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!