Kerusakkan alam bukanlah masalah baru lagi di karangan masyarakat. Banyak juga orang yang tau betapa hancurnya alam ini Tapi pernakkah Anda berpikir, siapa yang harus bertanggung jawab atas kerusakkan alam ? Tidak ada seorang pun yang mau mengakuinya, tetapi dalam artikel ini, Saya akan mencoba membahas orang orang yang bersedia membantu melestarikan alam dengan cara mereka sendiri.
1. Sadrah, Pahlawan Taman Nasional
Sumber |
Panorama TNGH :sumber |
Bersama seorang stafnya, Sadrah menjaga Taman Nasional Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat. Sadrah telah menjaga kawasan seluas 113 ribu hektar ini sekitar 28 tahun. Banyak tantangan yang harus Beliau hadapi hanya untuk melindungi satwa langka, penebangan hutan liar dan penambangan emas tanpa izin.
“Tangan saya pernah dibacok oleh penjarah hutan saat kami berhadap-hadapan,” kata Sadrah saat tampil di sebuah acara talkshow di tv lokal. Bukan itu saja, hampir setiap hari Sadrah ditawari sejumlah uang dari cukong pejarah hutan di tempatnya hanya untuk membebaskan para penebang liar yang telah tertangkap. “Saya tidak pernah menerima uang suap, kalau menerima pasti saya dah pakai mobil dan gak pakai motor dinas lagi,” kata Sadrah yang sehari-hari banyak berurusan dengan para penjarah yang tertangkap.
22. Badri Ismaya, Penghijau Ciliwung
Badri Ismaya : Sumber |
Menjadi seorang penjarah selama 6 tahun di Gunung Pangrango dan sekitarnya guna menghidupi keluarganya sempat dilakoni oleh Badri . Namun seketika pria yang berusia 58 tahun ini seketika berubah menjadi sosok orang peduli dengan lingkungannya. Hingga kini ia telah berhasil menghijaukan tanah di sekitar sungai Ciliwung. Apa yang menyebabkan seorang penjarah bisa jadi penyelamat lingkungan ?
“Pada tanggal 10 Juni 1980 , SaatSaya mencuri kayu di siang bolong, tiba-tiba setetes air jatuh menimpa kepala yang berasal dari akar kayu. Dari situ Saya sadar bahwa pohon itu sumber air,” ujar Penjarah yang pernah kabur dari kejaran polisi ini. Sejak kejadian itu pula, badri bertekad dan berjanji untuk tidak menebang pohon lagi melainkan menanam pohon pohon sebanyak mungkin. Satu hal yang patut dicatat, beberapa kali Badri mendapat tawaran untuk tinggal di luar negeri memajukan pertanian di Negara Malaysia, Perancis dan Korea. Namun Iamenolaknya dan banyak sekali orang yang datang dan belajar kepadanya dan sukses. Mereka ada yang sudah lulus S2, S3, menjadi rektor, dosen IPB, Direktur di institusi pemerintahan.
Beliau merasa senang kerena bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan pengalamannya. Badri juga memberikan penyuluhan tentang sumur resapan di daerah Cipayung Tapi tak semudah yang didengar, beliau banyak sekali mendapatkan caci murka dari pihak Makelar tanah, mengapa demikian ? Kerena beliau memberitahukan orang orang yang ingin membeli tanah disekitar daerah resapan agar tidak jadi membelinya. Bukan Cuma itu, beliau pernah ditonjok dimukannya, nyaris di tusuk orang bahkan bagian depan rumah beliau dihancurkan orang orang tak di kenal.
3. Baba Akong dan istrinya. Pahlawan Alam dari NTT
Baba Akong : Sumber |
Kemiskinan dan kesederhanaan tidak membatasi seseorang mencintai lingkungannya. Itulah hal yang dilakukan oleh sepasang suami istri di Nusa Tenggara Timur. Kisah suami istri ini juga pernah didokumentasikan dalam sebuah film dokumenter dan mendapat penghargaan di ajang Eagle Award 2008. Siapakah Pahlawan yang Saya maksud ? Mereka adalah Baba Akong dan Istrinya Anselina Nona , keprihatinan beliau atas bencana tsunami di NTT sekitar tahun 1992 membuatnya dianggap orang gila oleh masyarakat setempat. Mengapa Mereka dianggap “gila” ? 16 tahun adalah waktu yang telah dilalui mereka berdua untuk menghijaukan pesisir pantai Ndete. Bahkan Baba Akong telah menghijaukan hutan bakau lebih dari 30 hektar. Tak hanya mengorbankan tenaganya. “Saya sempat minta kalung istri untuk dibelikan poly bag, untuk keperluan benih,” ujarnya.
4. Bang Idin, Orang Gila dari Kali Pesamggrahan
Bang Idin, Orang Gila dari Kali Pesanggrahan Sumber |
Tidak jauh berbeda dengan cerita Baba Akong diatas, berikut ini adalah si “orang gila” dari kali pesanggrahan. Pernah dianggap oleh masyarakat disekitarnya sebagai orang gila tak membuat pria yang bernama asli H. Chaerudin menjadi gentar. Bhkan untuk menghijaukan kali pesanggrahan, beliau nekad menyusuri kali pesanggrahan hanya dengan rakit pelepah pisangseadanya selama lima hari enam malam, hanya untuk melihat kondisi sungai yang saat itu penuh dengan sampah dan berwarna hitam. 15 tahun telah dilaluinya untuk menghijaukan kali tersebut dan hal tersebut mampu mengubah persepsi masyarakat yang telah menganggap Beliau “gila”. Dalam waktu yang cukup lama tersebut beliau mampu mengubah bantaran sungai yang membelah kawasan Selatan Jakarta itu terlihat hijau oleh rimbunnya pepohonan yang jumlahnya sekitar enam puluh ribu spesies tanaman. Tentu saja itu semua tidak terlepas dari upaya Bang idin bersama teman-temannya dari Kelompok Tani Sangga Buana yang pantang menyerah melakukan upaya penghijauan dan konservasi dengan manajemen kearifan alam.
5. Maria JoanniUsia bukanlah sebuah batasan untuk membuat seseorang melakukan hal hal yang lebih kritisi dari orang disekitarnya, Hal itu terbukti dari pikiran dan tingkah laku seorang gadis dari Surabaya. Bahkan kerena begitu kritisinya gadis yang baru duduk dikelas 5 SD ini pernah mengkritisi panitia sebuah acara yang bertaraf nasional kerena memberikan komsumsi dengan menggunakan sterofoam.
Maria Joanni, Siswi kritis terhadap global warming : sumber |
”Pembungkus sterofoam kan tidak ramah ozon, makanya aku menolak,” ujar Joanni yang mengaku sering pula tidak jadi makan di restoran kalau kemasannya menggunakan sterefoam.Karena keberanian serta sikap kritisnya tersebut, Joanni mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Ozon atau Ozone Hero dari Klub Tunas Hijau.
0 komentar:
Posting Komentar