Kamis, 08 Desember 2011

Oleh : Henry Budi Mulya

lihatlah jendela,kerjap
kerlip sepotong hari
tak jenuh”bersahut pada tegurnya yang menyapa.
dan tetap,pada bising yang tersiram hujan.
lekang hening rupa pura lupa ingatan,tuan
hanya pada pensil arang itu,dahulu
tergurat di kisi
bersumpah di nadi hati
setegak di jumput,nian
dalam serapah elegi resah yang senantiasa mengonak diri.
sungguh,ataukah mungkin mereka lupa”lafadzNYA”
ingkari saja,tuhanmu
dan ingkari saja pada apa yang mengapa
dalam gerutu titahmu.
mengapa
hanya demi suburnya mata dan helainya sepotong dasi,lalu
dahi kau jadikan alas kaki.
remakah secuil nasi
saat engkau sajikan dalam peluh linang,katamu !
sementara kecamuk bodoh..membodohkan hati,menderu debu
mengngetuk detak di retak riang sinis nan langgamnya nan bertalu-talu..
hanya pada tuhan,negri dan sandal jepit serdadu padu pintaku.
jangan kau gadaikan dzat yang hakiki
dan pula negrimu.
sumber :  http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2011/12/08/negeriku-dan-sendal-jepit/

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!