Selasa, 17 April 2012


bennywenda.orgPowes Parkop menghadiri peluncuran International Parliamentarians for West Papua - The PNG Chapter oleh Benny Wenda, tokoh gerakan Papua Merdeka yang mendapat suaka politik di Inggris, di Universitas Papua Nugini di Port Moresbey pada 7 November 2009.
PORT MORESBY, KOMPAS.com - Papua Nugini dijadwalkan menggelar pemilihan umum pada 23 Juni mendatang. Pemilu ini diharapkan bisa mengakhiri krisis politik yang berlangsung akhir 2011. Menariknya, salah satu kandidat perdana menteri mengangkat gerakan separatis di Papua di Indonesia sebagai isu kampanyenya.

Kandidat yang dimaksud adalah Powes Parkop, yang merupakan Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Port Moresby. Parkop sering mengusung isu dalam kampanyenya. Dia bahkan aktif menghadiri berbagai pertemuan internasional soal kemerdekaan Papua Barat.

Dalam tulisannya di Kompasiana, Hamid Ramli, seorang aktivis lingkungan di Papua, melaporkan, dalam deklarasi tim sukses untuk mendukung langkahnya ke kursi PM (Prime Minister) PNG 2012, di Five Mile Park, Port Moresby, pada 15 Juli 2010, Parkop disambut ribuan pengungsi asal Papua yang mendandani anak-anak mereka untuk menyanyi dan menari sebagai bentuk dukungan kepada Powes.

Kompasianer Hamid Ramli menulis, Parkop berjanji mendukung perjuangan Free West Papua. Dalam kampanye untuk pemilihan Perdana Menteri di PNG tahun 2012 nanti, ia akan lebih berfokus pada masalah-masalah yang dihadapi bangsa Melanesia (termasuk di Papua Barat). Ia meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung semua perjuangan OPM yang ada di kepulauan Pasifik.

Gerakan Parkop untuk mendukung kemerdekaan Papua Barat tidak berhenti sampai di situ. Dia selalu menghadiri berbagai forum terkait isu tersebut. Salah satunya pada Agustus 2011, Powes menghadiri konferensi Road to Freedom soal Papua Merdeka yang digelar Benny Wenda dkk di Oxford, Inggris.

Pada kesempatan itu, Parkop juga memberi sambutan, seperti dikutip situs web Radio New Zealand International. Dalam sambutannya, isu keamanan dan pelanggaran hak asasi manusia di Papua menjadi faktor penyebab ketidakstabilan wilayah di sekitarnya, termasuk PNG. Padahal, katanya, kawasan itu bisa menjadi damai dan makmur.

"Papua Parat merupakan hambatan bagi potensi (perdamaian dan kemakmuran). Dan bagi saya, sebagai pemimpin nasional di PNG, itulah yang ingin saya tegaskan pada Indonesia, bahwa Anda, dengan mencengkeram Papua Barat, berarti menghalangi dan menghentikan potensi bahwa kami juga bisa menjadi pusat sosial ekonomi dunia," kata Parkop seperti dikutip Radio New Zealand Internationalpada 1 Agustus 2011.

Powes juga hadir di Canberra, Australia, pada 28 Pebruari 2012 dalam acara peluncuran International Parliamentarians for West Papua (IPWP) untuk mendukung gerekan separatis Papua.

sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!